Tuesday, 28 December 2021

Makna Pengakuan dan Doa Nabi Yunus Untuk Para Korban

Pengakuan Nabi Yunus AS di dalam perut ikan telah diterima oleh Allah SWT. Kini, sabda nabi telah menjadi doa bagi mereka yang tertimpa musibah.



Syekh Yusuf al Qardhawi mengatakan dalam bukunya “At Tobat Ila Allah” bahwa Al-Qur'an menceritakan pengakuan Nabi Yunus ketika dia berdakwah kepada umatnya untuk beribadah kepada Allah SWT, tetapi mereka tidak mengikuti dakwahnya. Maka Nabi Yunus tidak memiliki kesabaran untuk ini dan marah kepada kaumnya, lalu dia meninggalkan mereka. Kemudian Allah (SWT) ingin mengujinya dengan eksperimen untuk menyucikannya dan mengungkapkan sifat baiknya. Dan imannya kepada Tuhan dan kejujurannya kepada Tuhan. Kemudian ia naik perahu. Di tengah laut perahu itu diterbangkan angin kencang dan dihempas ombak, mereka merasa dalam bahaya besar.

Awak kapal berkata: Kita harus mengurangi beban di kapal ini agar kapal tidak tenggelam. Pada akhirnya mereka harus memilih untuk melemparkan beberapa orang ke atas kapal agar penumpang lain bisa selamat dari ancaman tenggelam. Ini dilakukan melalui sistem lotere. Kemudian nasib jatuh pada Yunus, dan dia juga harus mengikuti takdirnya sendiri. Maka ia dibuang ke laut, kemudian ditelan oleh ikan paus, dan ditegur sekaligus karena ia marah kepada kaumnya dan meninggalkan mereka tanpa harapan bagi mereka.


Tidak mencoba untuk terus mengulangi usahanya. Di dalam perut ikan paus, iman Yunus dikuatkan lagi, dan dia berdoa dalam kegelapan yang menyelimutinya: gelapnya lautan, gelapnya malam, gelapnya perut ikan paus, kalimat yang terekam dalam Al-Qur'an' an ketika dia menceritakan sebuah Kisah menyimpulkan Yunus ini: "Dan (ingat) kisah Johnny (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, dan kemudian dia pikir kita tidak akan mempersempit ruang lingkupnya atau mempermalukannya, jadi dia berteriak dalam keadaan yang sangat gelap: Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali kamu. Maha Suci kamu, dan sesungguhnya aku termasuk orang yang zalim. Maka kami kabulkan doanya untuk menyelamatkannya dari kesedihan. Oleh karena itu Kami selamatkan orang-orang yang beriman (QS. al-Anbiyaa: 87-88)

Syekh Yusuf al Qardhawi menjelaskan tiga kalimat pendek yang digunakan oleh Nabi Yunus AS, namun ketiganya memiliki makna besar: Pertama: menunjukkan agama tauhid-tauhid uluhiyah--. Allah SWT menggunakannya untuk mengutus rasul, Kitab itu dikirim, dan ada surga dan neraka dengan itu: "La Ilaha Illa Anta" "Tidak ada Tuhan kecuali kamu (yang berhak disembah)". Kedua: Tunjukan kepada Allah SWT untuk menghilangkan segala kekurangan. Inilah yang dimaksud Tasby dengan dunia dan segalanya. Karena segala sesuatu dimuliakan dengan memuji Dia. "Subhanaka" "Kemuliaan bagimu". Ketiga: pengakuan atas kejahatan yang dilakukan. Dia tidak melakukan hak tuannya dengan sempurna dan menindas dirinya sendiri karena sikapnya. "Inni kuntu minazh zhaalimiin" "Sesungguhnya aku yang melakukan kejahatan" Ini adalah tanda taubat.

Pantas saja kalimat ini pendek dan tulus, dan akan segera dijawab dalam kehidupan ini, sebelum kehidupan berikutnya: “Maka kami kabulkan shalatnya dan kami selamatkan kesedihannya. Oleh karena itu kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (Surat al-Anbiya: 88) dan kata-kata yang mengandung tiga hal ini: penegasan, pemurnian dan taubat, sebagai contoh pujian dan doa ketika kesulitan muncul. Hingga Hadits yang diriwayatkan oleh Tirmitz, ia menegaskan narasinya: “Doa saudaraku Dzun Nun (Nabi Yunus), jika dibaca oleh mereka yang menderita bencana, Allah SWT akan menghilangkan bencana dan kesulitannya: “Tidak ada Tuhan, tetapi kamu, yang paling penyayang. Anda suci, dan saya memang salah satu dari ketidakadilan itu. "

No comments:

Post a Comment