Sabar Dalam Tiga Hal Menurut Islam-Sabar Menempati Kedudukan Tertinggi Dalam Agama Islam Yang Indah Ini. Sabab Sabar Erat Kaitannya Dengan Iman, Bagaikan Kepala Dengan Tubuh. Sebagaimana Tubuh Yang Tak Bernyawa Tanpa Kepala, Begitu Pula Iman Tidak Sempurna Tanpa Sabat.
Tubuh Tanpa Kepala Jelas Tak Berguna Sebab, Otak Yang Berada Di kepala Merupakan Sarana Fondamental Bagi Kehidupan Manusia.Demikian juga iman tak sempurna tanpa sabar. Sebab, sabar adalah unsur penting yang menjaga dan memelihara iman.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ
“Dan tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada (diberikan) kesabaran”. (HR. Bukhari no. 1469)
Secara bahasa, sabar berarti menahan. Sedangkan menurut istilah syariat, sabar yaitu menahan diri dalam tiga hal: 1) menjalankan ketaatan kepada Allah, 2) menjauhi maksiat kepada Allah, dan 3) menghadapi takdir Allah yang menyakitkan. Inilah tiga jenis sabar yang disebutkan oleh para ulama.
- Sabar dalam Ketaatan
Sabar dalam ketaatan yaitu seseorang bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Karena umumnya kecenderungan manusia itu merasa berat dan sulit melakukan ketaatan. Terkadang bentuk ketaatan itu terasa berat bagi tubuh, sehingga membuatnya malas dan lelah. Terkadang juga terasa berat dari segi harta, seperti ketaatan yang dituntut dalam masalah zakat dan haji. Intinya, dalam ketaatan itu pasti ada rasa berat bagi jiwa dan tubuh sehingga membutuhkan kesabaran dan perlu paksaan untuk melaksanakannya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (QS. Ali Imran: 200)
Ketika menjelaskan ayat ini, Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa Allah memerintahkan orang-orang mukmin dengan empat hal: 1) Ishbiru, sabar dalam menjauhi kemaksiatan; 2) Shabiru, sabar menjalankan ketaatan; 3) Rabithu, memperbanyak amal kebaikan dan konsisten melanjutkannya; 4) Takwa, mencakup ketiganya. (Syarh Riyadhus Shalihin 1/175)
- Sabar dalam Menjauhi Kemaksiatan
Sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat kepada Allah yaitu seseorang menahan dirinya dari mengerjakan perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah. Karena kecenderungan nafsu manusia itu selalu mengajak kepada keburukan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ
sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan. (QS. Yusuf: 53)
Karena itulah hendaknya seseorang menahan diri dari melakukan perbuatan yang diharamkan Allah seperti berdusta, menipu dalam bermuamalah, memakan harta dengan cara yang batil, berzina, minum-minuman keras, mencuri, dan berbagai bentuk kemaksiatan lainnya. Seseorang dituntut menahan diri dari berbuat kemaksiatan semacam ini sampai ia benar-benar tidak terjerumus ke dalamnya, dan tentu saja ini juga membutuhkan kesabaran menghadapi godaan-godaan hawa nafsu untuk berbuat maksiat.
- Sabar Menjalani Takdir
Hendaknya seseorang bersabar dalam menerima takdir Allah yang menyakitkan. Karena takdir Allah itu ada dua macam, yang menyenangkan dan yang menyakitkan. Terhadap takdir Allah yang menyenangkan, maka hendaknya ia bersyukur. Sedangkan terhadap takdir Allah yang tidak menyenangkan seperti sakit parah, kehilangan harta, kehilangan anggota keluarga tercinta, dan berbagai takdir menyakitkan lainnya, maka semua ini membutuhkan kesabaran. Dalam menghadapi takdir yang pahit seperti ini, hendaknya seseorang tidak meresponnya dengan kegelisahan yang ditampakkan pada lisannya, hatinya, atau perilakunya.
No comments:
Post a Comment